Pandanglah orang yang menunjukkan kesalahan dirimu sebagai orang yang telah memberikan pusaka terpendam, laksana orang bijaksana yang menunjukkan padamu bahaya dalam hidup ini. Ikutilah orang itu; jika engkau ikuti, engkau akan menemukan kebaikan dan bukan kejahatan.
Dhammapada 76

Guru Buddha tahu kita seharusnya berkumpul dengan siapa; bukan dengan kaum penjilat, kadang-kadang bahkan bukan dengan mereka yang bilang cinta tapi membiarkan kita tergelincir. Tukang kritik sejati adalah anugerah. Orang seperti itu menunjukkan kita apa adanya. Ini sungguh kesempatan langka, jadi jangan sampai kita melepaskannya. Saya tidak main-main.
Kiatnya adalah membuka diri. Untuk memunculkan monyet pikiran yang suka membela diri dari dalam diri kita, tidak ada yang lebih baik dari sebuah kritik. Monyet pikiran pasti menyerang balik dengan cara yang sangat buruk. Anda harus siap melihat dengan jernih semua yang dilemparkannya. Guru Buddha menantang kita untuk tidak menjadi  seperti ini. Anda siap untuk dikritik ? Coba yang satu ini : Mengapa anda asyik baca buku padahal bisa donor darah saat ini ?...

Orang yang meskipun banyak membaca kitab suci, tapi tidak berbuat sesuai ajaran, seperti gembala yang menghitung sapi milik orang lain, tidak memperoleh manfaat kehidupan luhur. (19)
Orang yang meskipun membaca sedikit kitab suci, tapi berbuat sesuai ajaran, menyingkirkan nafsu, kebencian dan kebodohan, memiliki pengetahuan benar, batin yang bebas, dan tidak terikat pada kehidupan sekarang maupun yang akan datang; akan beroleh manfaat kehidupan luhur (20)

Dhammapada, Yamaka Vagga 19-20

Ada dua orang biksu, yang satu masih memikirkan hal-hal duniawi tetapi sangat pintar dalam teori Dhamma, yang lainnya adalah seorang Arahat meskipun tidak begitu terpelajar. Biksu yang pertama tidak melatih apapun yang diketahuinya, sedangkan yang satunya meskipun mengetahui sedikit, giat melatih Dhamma dan mencapai Nibbana, menikmati buah kehidupan suci.
Suatu ketika, biksu yang berpengetahuan itu ingin membuat malu temannya dengan menanyakan beberapa pertanyaan sulit di hadapan Sang Buddha. Buddha mengetahui motif biksu itu, dan mengajukan pertanyaan yang berkaitan erat dengan praktek Dhamma.
Biksu yang telah mencapai tingkat kesucian Arahat dapat menjawab semua pertanyaan itu berdasar pengalaman pribadinya, sementara rekannya tidak dapat menjawab karena belum mencapai tingkat kesucian. Kemudian Buddha memuji Arahat yang telah melaksanakan ajaranNya, meskipun hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang Dhamma.

Ini seperti jika seorang anak nakal sedang bercanda, mengganggu kita hingga kita harus meneriaki dan memukulnya. Kita harus memahami, bahwa itu semata-mata hanyalah sifat dari anak tersebut. Ketika kamu memahami hal ini, kamu akan membiarkan anak itu pergi dan bermain. Perasaan susah dan terganggumu akan menghilang karena akan berniat menerima sifat anak tersebut. Itulah seharusnya bagaimana perasaanmu terhadap kondisi yang berubah.
Ketika
kita menerima sifat alami segala sesuatu, kita dapat membiarkan mereka pergi, meninggalkan mereka sendiri. Pikiran kita akan dapat tenang dan damai.Hal ini berarti kita telah paham sepenuhnya. Kita memiliki pandangan yang benar. Itulah akhir dari masalah yang harus kita selesaikan..

Ketahuilah apa yang sedang terjadi di dalam pikiran anda -- tidak gembira atau sedih karenanya tidak melekat.


Jika anda menderita, pahamilah, ketahuilah, dan kosongkan pikiran. Ibarat sepucuk surat -- anda harus membukanya sebelum bisa mengetahui isinya..

Ajahn Chah

Alkisah ada seorang pengemis yang setiap hari berkeliaran di jalanan. Dia selalu berpikir, betapa senangnya jika di tangannya ada uang 20 juta.
Suatu hari pengemis ini tanpa sengaja, melihat seekor anjing kecil yang lucu. Ia melihat di sekelilingnya tidak ada seorangpun, lalu ia mengendong anjing kecil ini pulang ke gubuknya dan mengikatnya.
Rupanya pemilik anjing adalah orang paling kaya di kota tersebut. Orang kaya ini sangat panik, karena anjing tersebut sangat disayanginya.
Lalu orang kaya ini membuat pengumuman di stasiun TV di kota tersebut, bahwa "Siapa yang menemukan anjingnya akan diberi hadiah 20 juta."
Keesokan harinya ketika pengemis ini keluar untuk mengemis, melihat pengumuman tersebut, si pengemis tergesa-gesa pulang ke rumahnya untuk menukar anjing tersebut dengan uang.
Ketika dia menggendong anjing itu ke stasiun TV, dia melihat pengumuman hadiah berubah menjadi 30 juta, karena orang kaya ini belum dapat menemukan anjingnya.
Langkah kaki pengemis itu berhenti, setelah dipikir-pikir akhirnya dia menggendong anjingnya kembali ke gubuknya.
Hari ke 3,
benar saja hadiahnya bertambah lagi...
Hari ke 4,
hadiah bertambah lagi....
Hari yang ke 7,
hadiahnya sudah sangat menggagetkan seluruh penduduk kota.
Pada saat itu pengemis tersebut lari pulang ke gubuknya, untuk mengambil anjing itu, tapi di luar dugaan anjing kecil itu sudah mati kelaparan.
Pengemis itu tetaplah jadi pengemis.
Sebenarnya di dalam kehidupan, banyak kesempatan bagus, bukan karena kita tidak berjodoh mendapatkannya, tetapi harapan kita yang terlampau tinggi.
Ketika kita sudah hampir mendekati sebuah target, terkadang kita akan mengubah arah mendekati target yang lebih tinggi lagi.
KESEMPATAN TERBAIK ADALAH YANG HADIR SAAT INI DI DEPAN MATA, JANGAN TERUS MENUNGGU YANG TIDAK AKAN DATANG.